Adapula yang menilai kalau dewasa itu erat kaitannya dengan usia yang mapan dan gelar pendidikan yang tinggi. Benarkah ?
Usia Menunjukkan Kedewasaan
Tidak juga. Contohnya seorang dewasa yang selingkuh. Ini bisa dijadikan contoh juga, lho. Soalnya mereka mengangkangi komitmen! Di sisi lain mereka mau mempertahankan rumah tangga, di sisi lain mereka mau rasa lain main coba-coba PSK atau kawin siri. Mirip kayak seorang anak lelaki yang suka gonta-ganti mainan. Adapula para koruptor dan pelaku kriminal kerah putih. Dan mungkin seseorang yang pernah menggadang-gadangkan diri untuk digantung di monas.
Gelar Pendidikan Menunjukkan Kedewasaan
Hey, lihat bagaimana dua orang pengacara kondang yang salah satunya anggota DPR berdebat di acara Indonesia Lawyer Club. Sejak SD kita pasti inget soal etika berpendapat, bahwa menyela seseorang ketika mengemukakan pendapat itu perbuatan yang buruk. Tapi apa yang mereka lakukan? Sampai-sampai menyindir-nyindir urusan pribadi segala. Mungkin mereka datang dari suku yang sama. Tapi saya tidak mau rasis. Mungkin itu hanyalah karakter.
MENURUT saya ini semua erat sekali hubungannya dengan karakter. Yeah, rata-rata orang menilai kedewasaan kita dari karakter bawaan yang susah diubah. Meski kadarnya berlainan, namun kalangan introvert kerap dituding sebagai manusia-manusia infantil pemegang ego tak terkendali. Kekurangmampuan mereka beradaptasi atau melakukan basa-basi sosial, membuat mereka dituding sebagai manusia yang mengasingkan diri, antisosial, dan sebagainya dan sebagainya.
Karakter bawaan lainnya adalah seseorang yang punya sensifitas luar biasa. Dia bisa dengan mudah menunjukkan canda tawa jika hati sedang bungah atau rasa sedih jika hati sedang terluka atau kemarahan jika hati sedang panas.
Yang jelas, menjadi tua itu takdir, tapi menjadi dewasa itu pilihan. Betapa sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar